-
Notifications
You must be signed in to change notification settings - Fork 0
/
jokoquotes.txt
145 lines (145 loc) · 16.8 KB
/
jokoquotes.txt
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80
81
82
83
84
85
86
87
88
89
90
91
92
93
94
95
96
97
98
99
100
101
102
103
104
105
106
107
108
109
110
111
112
113
114
115
116
117
118
119
120
121
122
123
124
125
126
127
128
129
130
131
132
133
134
135
136
137
138
139
140
141
142
143
144
145
Hal yang paling membahagiakan, adalah keluarga. Sayangi keluarga apapun perbedaannya.
Ternyata, semut tidak selalu kalah dengan gajah.
Butuh keberanian: mencabut kumis harimau.
Mulailah sebuah perjalanan dengan tujuan akhir yang jelas.
Jangan berhenti sebelum lelah.
Saya hanyalah SEMUT yang harus melawan GAJAH-GAJAH yang punya segalanya.
Pemimpin yang terlahirkan hanyalah mitos, sebab kepemimpinan bagi pemimpin sejati bisa diajarkan dan dibentuk.
Bukan kesulitan yang membuat kita takut, tapi sering ketakutanlah yang membuat jadi sulit. Jadi, jangan mudah menyerah.
Leadership is action, not position.
Leadership is a combination of strategy and character.
Otak sebagai sumber pikiran harus selalu terkoneksi dengan hati, hati yang bersih dan pikiran yang jernih akan hasilkan ide-ide besar yang mampu mengubah kehidupan.
Kita harus jaga kerukunan antar umat beragama. Kita adalah saudara, satu bangsa, satu tanah air.
Mari gotong royong dan terus fokus bekerja untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi, mengurangi ketimpangan dan menurunkan angka kemiskinan. Kita tidak boleh berhenti bekerja untuk menghadirkan Pancasila.
Menghormati guru, seperti menghormati orang tua sendiri. Itulah nilai-nilai bangsa Indonesia yang harus kita jaga.
Kita harus bekerja keras agar Kartu Indonesia Sehat diterima merata di seluruh Indonesia. Kesehatan itu sangat penting.
Penyebaran berita bohong dapat menyebabkan perpecahan bangsa. Jadi ya hati-hati. Entah motifnya ekonomi, motif politik — tidak boleh seperti itu.
Jangan lagi berburuk sangka terhadap saudara-saudara kita, saling menjelek-jelekkan antar saudara-saudara kita, saling mencemooh diantara kita sebagai bangsa, berprasangka buruk satu sama lain, saling mencela dan saling memfitnah diantara kita.
Kita tidak ingin ada penurunan kualitas demokrasi kita.
Hukum jangan sampai bisa diperjualbelikan. Jangan diperdagangkan.
Jangan lupakan bahasa ibu.
Tidak ada tempat bagi mereka yang tidak mampu bertoleransi di negara kita, Indonesia. Apalagi dengan cara-cara kekerasan.
Jangan sampai kita lupa nikmatnya kerukunan, karena kita selama ini selalu rukun.
Tanpa perdamaian, tidak akan ada kesejahteraan. Tanpa kesejahteraan, perdamaian tidak akan lestari.
Perjuangan belum berakhir. Kita semua masih mengemban tugas sejarah untuk menjadikan Indonesia sebagai negara maju yang terbebas dari kemiskinan dan menjadi bangsa pemenang.
Kampanye hitam itu harus kita hilangkan dari proses-proses demokrasi kita.
Masa depan terbentang di hadapan kita sebagai kesempatan dan tantangan. Kita akan tetap melaju di dunia yang kian cepat berubah.
Untuk menjadi negara maju, Indonesia tidak boleh lagi hanya bergantung pada kekayaan sumber daya alam yang dimiliki.
Keindahan alam Raja Ampat yang selalu memanggil-manggil untuk kembali.
Perempuan Berdaya, Indonesia Jaya.
Dalam setiap helaan napas diplomasi Indonesia, ada keberpihakan terhadap Palestina.
Setiap regulasi adalah pisau bermata dua, bisa jadi obyek transaksi dan korupsi. Pangkas regulasi yang membebani masyarakat.
Yang optimis pasti akan menang.
Kerja keras tidak boleh berhenti.
Saya tak mungkin berdiri di sini, tak akan menjadi seorang Presiden, tanpa didikan mereka.
Menjadi produsen kelapa sawit terbesar di dunia artinya kita harus menjadi yang terdepan pula dalam pengelolaan.
Bekerja untuk rakyat adalah kampanye yang baik.
Kalau kebenaran itu tidak kita lakukan, ya kita akan ragu-ragu terus. Kenapa takut?
Pembangunan infrastruktur adalah masalah pemerataan dan keadilan.
Dana yang mengalir semakin besar ke daerah, ke desa, seharusnya bisa membuka lapangan kerja yang lebih luas dan mengentaskan kemiskinan.
Menjaga sumber daya laut menjadi prioritas utama pemerintah agar kekayaan laut Indonesia dapat digunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Tak ada kompromi bagi kapal-kapal asing yang datang menjarah ikan-ikan di laut kita: tangkap dan tenggelamkan.
Kita semua sama: kita ingin membawa negara kita, Indonesia ini, ke gerbang kemajuan. Membawa negara berkembang ini menjadi negara maju.
Kebijakan apapun itu, selalu perlu waktu untuk pembelajaran. Tapi arahnya jelas.
Jangan ada lagi pihak yang memanas-manasi proses pemilihan kepala daerah sehingga timbul keresahan di masyarakat. Yang rugi nanti rakyat sendiri.
Kalau perbatasan tidak dibangun, kita jadi minder. Sekarang tidak boleh minder lagi, kita sudah lebih baik.
Tidak mungkin bangsa Indonesia menjadi bangsa yang maju, kalau rumah-rumah rakyat kita di seluruh pelosok nusantara tidak menikmati aliran listrik.
Tidak mungkin kita menjadi negara yang kompetitif ketika biaya logistik kita mahal.
Tidak mungkin kita menjadi Poros Maritim Dunia, kalau kita tidak mempunyai pelabuhan- pelabuhan yang menjadi tempat bersandar kapal-kapal besar yang mengangkut produk-produk kita.
Tidak akan mungkin menjadi bangsa yang berdaulat di bidang pangan, kalau jumlah bendungan dan saluran irigasi yang mengairi lahan-lahan pertanian kita di seluruh penjuru Tanah Air sangat terbatas.
Tanpa infrastruktur, jangan mimpi negara ini bisa bersaing.
Korupsi adalah kejahatan luar biasa. Kita harus sama-sama menjaga KPK. Saya tidak akan membiarkan KPK diperlemah.
Agama dan negara harus dapat berjalan beriringan dan saling memperkukuh, bukan untuk saling dipertentangkan.
Pendidikan adalah jalan panjang yang ditempuh sebuah bangsa yang menghadapi tantangan untuk membangun identitas, karakter dan martabatnya.
Dengan kerja keras, terampil dan produktif, kita harus memastikan bahwa hidup kita hari ini lebih baik dari hari kemarin. Dan, hari esok lebih baik dari hari ini.
Melihat dengan mata kita. Mendengar dengan telinga kita. Berbicara dengan suara kita. Pemimpin rakyat lahir dari rakyat.
Tidak mungkin Indonesia menjadi bangsa yang maju, bila infrastruktur tidak memadai. Mari, kenakan helm, singsingkan lengan baju, bekerja, bangun infrastruktur — yang akan membawa kita menang dalam berkompetisi dengan negara-negara lain.
Untuk perempuan-perempuan Indonesia, para ibu bangsa: mari terus menggelorakan semangat juang Ibu Kartini. Semangat juang untuk membangun keluarga, masyarakat, bangsa, dan memajukan generasi penerus.
Tidak mungkin bangsa Indonesia menjadi bangsa yang maju, menjadi negara yang kompetitif, menjadi Poros Maritim Dunia, bangsa yang berdaulat di bidang pangan, kalau infrastruktur – jalan, jembatan, pelabuhan, bandara, bendungan dan irigasi, dan sebagainya – tidak memadai.
Tol Trans Jawa adalah jalur angkutan orang dan logistik, yang membuat mudik jadi asyik.
Agama dan negara itu beriringan, tidak bertentangan. Negara memberikan perlindungan dalam berkeyakinan, dan agama memberikan panduan ilahiah dalam berperilaku dan bermasyarakat.
Dari baju tutu dari Sulawesi Selatan, ulee balang dari Aceh, ulos dari Batak, teluk belanga dari Melayu, sampai baju Betawi, sudah saya kenakan di berbagai kesempatan. Mengenali dan memakai berbagai busana adat itu, saya semakin bangga akan kebesaran dan keragaman Indonesia.
Sebagai negara besar dan majemuk, kita punya modal kuat: persatuan. Dengan persatuan itulah kita berani menghadapi segala tantangan dan kesulitan, seberat apa pun.
Lima, tujuh, atau sepuluh persen, bukan itu saja masalahnya. Ekonomi itu tidak sekadar bertumbuh.
Untuk para petani, para nelayan, para buruh, untuk para guru, dokter, pegawai negeri, TNI, polri, seniman, pekerja kreatif, pengusaha kecil menengah, besar, baik anak muda, ibu-ibu, bapak-bapak…. Kita harus pastikan hidup kita lebih baik dari hari ini.
Demi tetap berkibarnya sang merah putih, para pahlawan telah mengorbankan nyawa. Kami wakafkan hidup ini untuk Indonesia yang maju dan sejahtera.
Atas nama cinta, betapa sebetulnya saya ingin memeluk saudara-saudara semua, dalam sebuah pelukan: Satu Indonesia.
Hanya dengan kebersamaan yang kuat, gandeng tangan yang erat, kita bisa membawa bangsa ini menjadi bangsa yang maju.
Bersama menyongsong kemajuan dengan optimisme dan tekad untuk berubah.
Untuk jadi maju memang banyak hambatan. Kecewa semenit dua menit boleh, tetapi setelah itu harus bangkit lagi.
Kalau kita tidak pernah turun ke bawah, tidak bersentuhan kulit dengan rakyat, bagaimana kita bisa merasakan keluhan rakyat?
Demokrasi adalah mendengarkan suara rakyat dan melaksanakannya.
Apakah saya harus cek satu-satu? Berarti enggak usah ada administrator lain dong kalo presiden masih ngecekin satu-satu.
Pembajakan yang terus-menerus sudah lama. Pemain besar yang harus diselesaikan, bukan yang jualan di trotoar.
Kita tidak boleh berhenti bekerja untuk menghadirkan Pancasila.
Perjuangan belum berakhir. Kita semua masih mengemban tugas sejarah untuk menjadikan Indonesia sebagai negara maju yang terbebas dari kemiskinan dan menjadi bangsa pemenang.
Hal yang paling membahagiakan, adalah keluarga. sayangi keluarga apapun perbedaannya.
Ternyata, semut tidak selalu kalah dengan gajah.
Butuh keberanian: mencabut kumis harimau.
Mulailah sebuah perjalanan dengan tujuan akhir yang jelas.
Jangan berhenti sebelum lelah.
Saya hanyalah SEMUT yang harus melawan GAJAH-GAJAH yang punya segalanya.
Pemimpin yang terlahirkan hanyalah mitos, sebab kepemimpinan bagi pemimpin sejati bisa diajarkan dan dibentuk.
Bukan kesulitan yang membuat kita takut, tapi sering ketakutanlah yang membuat jadi sulit.. Jadi, jangan mudah menyerah.
Leadership is action, not position.
Leadership is a combination of strategy and character.
Otak sebagai sumber pikiran harus slalu terkoneksi dengan hati, hati yang bersih dan pikiran yang jernih akan hasilkan ide-ide besar yang mampu mengubah kehidupan.
Kita harus jaga kerukunan antar umat beragama. Kita adalah saudara, satu bangsa, satu tanah air.
Mari gotong royong dan terus fokus bekerja untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi, mengurangi ketimpangan dan menurunkan angka kemiskinan. Kita tidak boleh berhenti bekerja untuk menghadirkan Pancasila.
Menghormati guru, seperti menghormati orang tua sendiri. Itulah nilai-nilai bangsa Indonesia yang harus kita jaga.
Kita harus bekerja keras agar Kartu Indonesia Sehat diterima merata di seluruh Indonesia. Kesehatan itu sangat penting.
Penyebaran berita bohong dapat menyebabkan perpecahan bangsa. Jadi ya hati-hati. Entah motifnya ekonomi, motif politik — tidak boleh seperti itu.
Jangan lagi berburuk sangka terhadap saudara-saudara kita, saling menjelek-jelekkan antarsaudara-saudara kita, saling mencemooh diantara kita sebagai bangsa, berprasangka buruk satu sama lain, saling mencela dan saling memfitnah diantara kita.
Kita tidak ingin ada penurunan kualitas demokrasi kita.
Hukum jangan sampai bisa diperjualbelikan. Jangan diperdagangkan.
Jangan lupakan bahasa ibu.
Tidak ada tempat bagi mereka yang tidak mampu bertoleransi di negara kita, Indonesia. Apalagi dengan cara-cara kekerasan.
Jangan sampai kita lupa nikmatnya kerukunan, karena kita selama ini selalu rukun.
Tanpa perdamaian, tidak akan ada kesehjahteraan. Tanpa kesejahteraan, perdamaian tidak akan lestari.
Perjuangan belum berakhir. Kita semua masih mengemban tugas sejarah untuk menjadikan Indonesia sebagai negara maju yang terbebas dari kemiskinan dan menjadi bangsa pemenang.
Kampanye hitam itu harus kita hilangkan dari proses-proses demokrasi kita.
Masa depan terbentang di hadapan kita sebagai kesempatan dan tantangan. Kita akan tetap melaju di dunia yang kian cepat berubah.
Untuk menjadi negara maju, Indonesia tidak boleh lagi hanya bergantung pada kekayaan sumber daya alam yang dimiliki.
Keindahan alam Raja Ampat yang selalu memanggil-manggil untuk kembali.
Perempuan Berdaya, Indonesia Jaya.
Dalam setiap helaan napas diplomasi Indonesia, ada keberpihakan terhadap Palestina.
Setiap regulasi adalah pisau bermata dua, bisa jadi obyek transaksi dan korupsi. Pangkas regulasi yang membebani masyarakat.
Yang optimis pasti akan menang.
Kerja keras tidak boleh berhenti.
Saya tak mungkin berdiri di sini, tak akan menjadi seorang Presiden, tanpa didikan mereka.
Menjadi produsen kelapa sawit terbesar di dunia artinya kita harus menjadi yang terdepan pula dalam pengelolaan.
Bekerja untuk rakyat adalah kampanye yang baik.
Kalau kebenaran itu tidak kita lakukan, ya kita akan ragu-ragu terus. Kenapa takut?
Pembangunan infrastruktur adalah masalah pemerataan dan keadilan.
Dana yang mengalir semakin besar ke daerah, ke desa, seharusnya bisa membuka lapangan kerja yang lebih luas dan mengentaskan kemiskinan.
Menjaga sumberdaya laut menjadi prioritas utama pemerintah agar kekayaan laut Indonesia dapat digunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Tak ada kompromi bagi kapal-kapal asing yang datang menjarah ikan-ikan di laut kita: tangkap dan tenggelamkan.
Kita semua sama: kita ingin membawa negara kita, Indonesia ini, ke gerbang kemajuan. Membawa negara berkembang ini menjadi negara maju.
Kebijakan apapun itu, selalu perlu waktu untuk pembelajaran. Tapi arahnya jelas.
Jangan ada lagi pihak yang memanas-manasi proses pemilihan kepala daerah sehingga timbul keresahan di masyarakat. Yang rugi nanti rakyat sendiri.
Kalau perbatasan tidak dibangun, kita jadi minder. Sekarang tidak boleh minder lagi, kita sudah lebih baik.
Tidak mungkin bangsa Indonesia menjadi bangsa yang maju, kalau rumah-rumah rakyat kita di seluruh pelosok nusantara tidak menikmati aliran listrik.
Tidak mungkin kita menjadi negara yang kompetitif ketika biaya logistik kita mahal.
Tidak mungkin kita menjadi Poros Maritim Dunia, kalau kita tidak mempunyai pelabuhan- pelabuhan yang menjadi tempat bersandar kapal-kapal besar yang mengangkut produk-produk kita.
Tidak akan mungkin menjadi bangsa yang berdaulat di bidang pangan, kalau jumlah bendungan dan saluran irigasi yang mengairi lahan-lahan pertanian kita di seluruh penjuru Tanah Air, sangat terbatas.
Tanpa infrastruktur, jangan mimpi negara ini bisa bersaing.
Korupsi adalah kejahatan luar biasa. Kita harus sama-sama menjaga KPK. Saya tidak akan membiarkan KPK diperlemah.
Agama dan negara harus dapat berjalan beriringan dan saling memperkukuh, bukan untuk saling dipertentangkan.
Pendidikan adalah jalan panjang yang ditempuh sebuah bangsa yang menghadapi tantangan untuk membangun identitas, karakter, dan martabatnya.
Dengan kerja keras, terampil dan produktif, kita harus memastikan bahwa hidup kita hari ini lebih baik dari hari kemarin. Dan, hari esok lebih baik dari hari ini.
Melihat dengan mata kita. Mendengar dengan telinga kita. Berbicara dengan suara kita. Pemimpin rakyat lahir dari rakyat.
Tidak mungkin Indonesia menjadi bangsa yang maju, bila infrastruktur tidak memadai. Mari, kenakan helm, singsingkan lengan baju, bekerja, bangun infrastruktur — yang akan membawa kita menang dalam berkompetisi dengan negara-negara lain.
Untuk perempuan-perempuan Indonesia, para ibu bangsa: mari terus menggelorakan semangat juang Ibu Kartini. Semangat juang untuk membangun keluarga, masyarakat, bangsa, dan memajukan generasi penerus.
Tidak mungkin bangsa Indonesia menjadi bangsa yang maju, menjadi negara yang kompetitif, menjadi Poros Maritim Dunia, bangsa yang berdaulat di bidang pangan, kalau infrastruktur – jalan, jembatan, pelabuhan, bandara, bendungan dan irigasi, dan sebagainya – tidak memadai.
Tol Trans Jawa adalah jalur angkutan orang dan logistik, yang membuat mudik jadi asyik.
Agama dan negara itu beriringan, tidak bertentangan. Negara memberikan perlindungan dalam berkeyakinan, dan agama memberikan panduan ilahiah dalam berperilaku dan bermasyarakat.
Dari baju tutu dari Sulawesi Selatan, ulee balang dari Aceh, ulos dari Batak, teluk belanga dari Melayu, sampai baju Betawi, sudah saya kenakan di berbagai kesempatan. Mengenali dan memakai berbagai busana adat itu, saya semakin bangga akan kebesaran dan keragaman Indonesia.
Sebagai negara besar dan majemuk, kita punya modal kuat: persatuan. Dengan persatuan itulah kita berani menghadapi segala tantangan dan kesulitan, seberat apa pun.
Lima, tujuh, atau sepuluh persen, bukan itu saja masalahnya. Ekonomi itu tidak sekadar bertumbuh.
Untuk para petani, para nelayan, para buruh, untuk para guru, dokter, pegawai negeri, TNI, polri, seniman, pekerja kreatif, pengusaha kecil menengah, besar, baik anak muda, ibu-ibu, bapak-bapak…. Kita harus pastikan hidup kita lebih baik dari hari ini.
Demi tetap berkibarnya sang merah putih, para pahlawan telah mengorbankan nyawa. Kami wakafkan hidup ini untuk Indonesia yang maju dan sejahtera.
Atas nama cinta, betapa sebetulnya saya ingin memeluk saudara-saudara semua, dalam sebuah pelukan: Satu Indonesia.
Hanya dengan kebersamaan yang kuat, gandeng tangan yang erat, kita bisa membawa bangsa ini menjadi bangsa yang maju.
Bersama menyongsong kemajuan dengan optimisme dan tekad untuk berubah.
Dengan persaudaraan dan gotong royong, kita akan berjalan bersama melewati segala ujian dan kesulitan.
Pandemi Covid-19 telah memberi kita begitu banyak pelajaran, tidak hanya tentang upaya memutus mata rantai penularannya, tapi juga bagaimana anak-anak kita tetap belajar, dan bagaimana sekolah-sekolah berkreasi memanfaatkan teknologi dalam proses belajar mengajar.
Sampai ditemukannya vaksin yang efektif, kita harus hidup berdamai dengan Covid-19 untuk beberapa waktu ke depan.
Pandemi Covid-19 ini adalah ujian yang tengah dihadapi umat manusia. Kita akan melaluinya dengan segenap kesabaran, kedisiplinan, dan tetap saling mengasihi.